Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang bersifat interpretatif, modular, dan mudah dipahami. Dikembangkan pertama kali oleh Guido van Rossum pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Python dirancang dengan fokus pada keterbacaan kode dan produktivitas programmer. Nama Python diambil dari acara komedi televisi Inggris “Monty Python’s Flying Circus,” yang merupakan favorit van Rossum.
Ada banyak framework Python yang digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pengembangan web hingga kecerdasan buatan. Berikut beberapa framework Python yang populer :
1. Django

Django adalah sebuah framework web Python yang open-source, dirancang untuk memudahkan pengembangan aplikasi web dengan memberikan struktur proyek yang terorganisir dan meminimalkan jumlah kode yang diperlukan untuk tugas umum.
Kelebihan :
- Django mengikuti pola desain Model-View-Controller (MVC), tetapi dengan nama yang disesuaikan: Model-View-Template (MVT). Ini memisahkan logika aplikasi menjadi komponen-komponen terpisah.
- Django menyediakan ORM (Object-Relational Mapping) yang kuat, memungkinkan developer berinteraksi dengan basis data menggunakan objek Python, menghilangkan kebutuhan untuk menulis SQL secara langsung.
- Django menyertakan antarmuka administratif otomatis yang memungkinkan pengelolaan data model secara visual tanpa memerlukan penulisan kode tambahan.
- Django menggunakan sistem routing yang konfigurable untuk menghubungkan URL ke tampilan (view) yang sesuai.
- Django dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan terintegrasi, seperti perlindungan terhadap serangan Cross-Site Scripting (XSS), Cross-Site Request Forgery (CSRF), dan lainnya.
- Django menyediakan sistem template yang kuat, memungkinkan pemisahan antara kode Python dan markup HTML.
Kekurangan :
- Django memfasilitasi pengembangan aplikasi web dengan cepat karena menyediakan berbagai fitur bawaan dan konvensi yang baik.
- Django ORM menyederhanakan interaksi dengan basis data dan menghilangkan kebutuhan untuk menulis SQL secara langsung.
- Django menyediakan antarmuka administratif otomatis yang mempermudah pengelolaan data aplikasi.
- Django memiliki dokumentasi yang sangat baik dan komunitas yang besar, membuatnya mudah untuk belajar dan mendapatkan dukungan.
- Django dirancang untuk skalabilitas, memungkinkan developer untuk membangun aplikasi yang dapat berkembang seiring waktu.
2. Flask

Flask adalah sebuah framework web ringan dan bersifat mikro untuk bahasa pemrograman Python. Dikembangkan oleh Armin Ronacher, Flask dirancang untuk menjadi sederhana, mudah dipahami, dan fleksibel.
Kelebihan :
- Flask dirancang untuk ringan dan mudah dipahami, membuatnya cocok untuk developer yang ingin fleksibilitas tanpa kekakuan.
- Flask memberikan kebebasan kepada developer untuk memilih pustaka dan alat yang ingin mereka gunakan. Tidak ada struktur proyek yang dipaksakan.
- Meskipun sederhana, Flask dapat digunakan untuk membangun aplikasi web yang skala kecil hingga menengah.
- Flask memiliki dokumentasi yang baik dan komunitas yang aktif, membuatnya mudah dipelajari dan didukung.
- Cocok untuk proyek-proyek kecil hingga menengah yang membutuhkan kecepatan pengembangan dan tanpa kebutuhan fitur penuh dari framework web yang lebih besar.
Kekurangan :
- Flask adalah framework mikro, sehingga tidak menyertakan banyak fitur bawaan seperti Django. Beberapa fitur mungkin perlu ditambahkan dengan menggunakan pustaka eksternal.
- Beberapa developer mungkin menginginkan konvensi bawaan yang lebih ketat seperti yang ada pada framework lain seperti Django.
- Karena sifatnya yang ringan, Flask mungkin tidak cocok untuk proyek-proyek yang membutuhkan fitur penuh dari sebuah framework web.
3. Pyramid
Pyramid adalah sebuah framework web Python yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan kebebasan dalam pengembangan aplikasi web. Pyramid memungkinkan developer untuk memilih alat dan pustaka yang mereka butuhkan, serta memberikan struktur yang dapat tumbuh seiring waktu.
Kelebihan :
- Pyramid memberikan tingkat fleksibilitas dan modularitas yang tinggi, memungkinkan developer untuk membangun aplikasi sesuai kebutuhan tanpa keterbatasan struktur bawaan.
- Pyramid memiliki dokumentasi yang baik, memudahkan developer untuk memahami konsep dan memulai pengembangan.
- Pyramid dirancang untuk skalabilitas dan dapat digunakan untuk membangun aplikasi web besar dan kompleks.
- Tidak seperti beberapa framework lain yang memaksa konvensi tertentu, Pyramid memberikan kebebasan kepada developer untuk memilih konvensi yang sesuai dengan proyek mereka.
Kekurangan :
- Developer yang baru mengenal Pyramid mungkin membutuhkan waktu untuk memahami konsep-konsep dan cara kerja framework ini.
- Beberapa fitur yang tersedia secara bawaan di beberapa framework web lebih besar mungkin perlu ditambahkan secara eksternal.
- Jika developer mencari framework yang menyediakan banyak fitur bawaan untuk proyek kecil, Pyramid mungkin terlalu kuat.
4. FastAPI

FastAPI adalah sebuah framework web Python yang dirancang khusus untuk pengembangan API (Application Programming Interface). Dikembangkan oleh Sebastián Ramírez, FastAPI menonjol karena kombinasi antara kecepatan eksekusi tinggi dan kemudahan penggunaan.
Kelebihan :
- FastAPI dirancang untuk memberikan kinerja tinggi, bahkan pada tingkat permintaan yang tinggi.
- Dengan menggunakan type hints, FastAPI menyediakan validasi otomatis dan dokumentasi yang komprehensif, mengurangi kemungkinan kesalahan dan memudahkan pengembangan dan penggunaan API.
- Dukungan untuk pemrograman asinkron memungkinkan aplikasi untuk menangani banyak permintaan secara bersamaan, meningkatkan efisiensi dan responsivitas.
- FastAPI memiliki sintaks yang ringan dan mudah dipelajari, membuatnya cocok untuk developer yang ingin membangun API dengan cepat.
Kekurangan :
- FastAPI mungkin memiliki komunitas yang lebih kecil dibandingkan dengan beberapa framework web Python yang lebih mapan seperti Flask atau Django.
- Meskipun telah mendapatkan popularitas dengan cepat, FastAPI masih dianggap sebagai framework yang relatif baru dibandingkan dengan beberapa alternatifnya.
5. Tornado

Tornado adalah sebuah framework web Python yang dirancang untuk mengatasi permintaan HTTP dan memungkinkan pemrograman asinkron. Dikembangkan oleh Facebook, Tornado menonjol karena kemampuannya menangani banyak koneksi yang bersamaan dengan efisien.
Kelebihan :
- Karena dirancang untuk pemrograman asinkron, Tornado dapat memberikan kinerja yang tinggi, terutama dalam menangani banyak koneksi bersamaan.
- Kemampuan bawaan Tornado untuk menangani WebSockets membuatnya cocok untuk aplikasi real-time dan komunikasi dua arah.
- Tornado memiliki API yang sederhana dan mudah digunakan, membuatnya mudah dipelajari dan diimplementasikan.
- Dengan menggunakan model asinkron, Tornado dapat menangani banyak koneksi dengan sedikit sumber daya, memungkinkan responsif dan efisien.
Kekurangan :
- Pengguna baru mungkin menemui kesulitan dalam memahami konsep pemrograman asinkron dan cara kerja Tornado.
- Tornado tidak menyertakan pustaka bawaan sebanyak beberapa framework web Python lainnya, yang dapat mengharuskan developer untuk mencari atau menambahkan pustaka eksternal.
- Tornado memiliki ekosistem yang lebih kecil dibandingkan dengan beberapa alternatifnya seperti Flask atau Django.
Python digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, termasuk pengembangan web, ilmu data, kecerdasan buatan, pengembangan perangkat lunak, dan banyak lagi. Keunikan dan fleksibilitasnya membuat Python menjadi salah satu bahasa pemrograman yang populer di kalangan developer. Jadi itulah beberapa framework python terpopuler.